Puisi: Papua Tanah Terluka - AWIPA-MKW

Breaking

Sabtu, 12 Juli 2025

Puisi: Papua Tanah Terluka


"Di tengah rimba, duduk merenung menanti harapan yang tak pasti. Bersama kabut mendampingiku. Itulah anak gunung yang korban derita menanti rencana Tuhan, yang sempurna" (A.Y). Doc/awipa/mkw


Papua Tanah Terluka


Tanah Papua, tanah surga,

Tanah yang kaya akan kekayaan, 

Dan keindahannya yang elok 

seperti senja di Kaimana.

Walaupun dingin Wamena menusuk

Di sendi-sendi, dan lubuk yang terdalam.


Serasa luka penjajahan masih terasa,

Dan hati kecilku terus merana.

Walau tanah ini berharga, 

Seperti emas di Timika. 

Dan ratu cendrawasih yang cantik dan kuat.


Namun tetap di injak .... 

Injak oleh tangan-tangan yang kejam,

Demi kepentingan kekayaan 

Yang tidak peduli dengan damai, tuk

Menghabiskan. 


Walau di jaga dengan teguh, 

Sekeras seperti batu karang di Biak,

Demi manisnya jeruk Nabire. 

Dan bunga pala di Fakfak yang perma

Pun dipetik oleh tangan kotor

Yang hanya mencari keuntungan sendiri.


Lukaku teruslah merana 

Tidak akan sembuh, walau pesona Serui

Memamerkan di tengah derita. 

Jerita paya dan sedih air mata di Ndugama

Tetap terus mengalir, 

Walau batu karang di Biak keras 


Kemanaka aku ...! 

Ingin sekali ke Kota Sorong 

Suka yang dinamis, tapi dihalangi oleh rantai

Penjajahan yang berat. Tiada tempat nyaman

Untuk aku berteduh. 


Harapan satu-satunya 

Harus ke Manokwari, untuk serahkan kepada 

Tuhan dari pulau Mansinam yang suci,

Agar iblis takut akan Tuhan dan peduli

kesucian, demi damai seperti danau sentani di Jayapura


Manukwar, 12 Juli 2025

Karya: Alpius alias Pedis 

Tidak ada komentar: