![]() |
Gambar : Kedua sahabat mengikuti Pertemuan FKP-PT/ AWIPA mkw |
" Mati dan kekal adalah rahasia Allah. Kutipan ini bagaikan duri menusuk dalam tubuhku, tertayang juga dalam mimpiku. Sebab, engkau telah pergi tinggal kan tangisan mengayomi dalam ragaku. "
Oleh: ~Nolas Keiya~
Tiga tahun yang lalu, saya mengenang kembali kisah mendalam tentang persahabatan antara Minggus dan Stefanus, dengan kehadiran Mekison sebagai tokoh utama. Kisah ini berawal dari bangku SMK, di mana kami menghabiskan waktu bersama di dinding pondok beratap tua, di Kodim. Kami berbagi cerita, canda tawa, dan kenangan indah. Namun, di balik kebersamaan itu, Mekison menyimpan luka yang mendalam. Ia memiliki riwayat kesehatan yang kurang baik, namun pandai menutupi luka dengan senyumnya.
Saat kami akan melepas masa sekolah, kami berencana untuk berkumpul kembali di atap tua Kodim. Namun, saat hari itu tiba, Mekison tidak muncul. Stefanus mencoba menghubungi Mekison, tapi tidak berhasil. Saat itu, cuaca mendung dan matahari terbenam, seolah-olah menandakan sesuatu yang tidak baik.
Minggus mengungkapkan perasaan tidak enak, merasa ada pertanda buruk. Stefanus tidak percaya, tapi tetap mencoba menghubungi keluarga Mekison. Saat itu, kakak perempuan Mekison menjawab telepon dan menyampaikan berita yang menyedihkan: Mekison telah meninggal dunia.
Kami terkejut, tidak percaya, dan merasa kehilangan yang besar. Pertanda yang dirasakan Minggus ternyata benar. Kami tidak berdaya, hanya bisa merenungkan kehilangan Mekison, teman yang memberikan banyak kenangan dan luka.
Mekison, teman yang selalu tersenyum, yang selalu memberikan semangat dan motivasi. Ia pergi terlalu cepat, meninggalkan kami dengan kenangan dan luka yang tak terlupakan. Saya berharap Mekison dapat beristirahat dengan tenang, dan kenangan tentangnya akan selalu hidup dalam hati kami. Kami akan terus mengenang kebaikan dan semangatnya, dan berusaha untuk menjadi lebih baik karena persahabatan yang telah kita jalani bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar