Ketika daku pandang kekayaan alam Papua membuktikan surga kecil jatuh kebumi namun kehindaha-Nya telah pudar karena negara dobrak masuk konglomerat ilegal.
Hidup pun dibawa rantai penindasan, tidak segar dan nyaman bagai bunga layu tanpa energi yang terima tiap waktu.
Kau datang berkuasa dan rampas tanpa di hormati norma budaya dan religi. Sang Khalik tempatkan kita masing-masing tanah berdasarkan budaya, ras dan tanah-Nya.
Sang Khalik tempatkan kami tuk bernafas berpose sesuai ekstensinya dengan melestarikan jati diri tuk memenuhi kebutuhan dan kebahagian hidup.
Dimanakah eksistensi-Mu? Kau datang menghancurkan jatih diri dan kebahagianku. Tangis dan pedih membisuh di atama tiap waktu. Daku eksis memupuk mencari sembari menanti kebahagian dan jatih diri seutunya.
Manokwari: 05 November 2021
Karya: Selpina M. Yogi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar