Wahai surgaku Papua,
Engkaulah tanah pusakah yang di rampas oleh kapitalis.
Engkau tanah ciptaan Tuhan yang dititipkan bagiku manusia berkulit hitam berambut kerting.
Aku bangsa melanesia ciptaan yang Tuhan tempatkan daku diatas tanah papua.
Hidup ku tak belarti bersamaa penguasa yang sifatnya menguasai dan merampok itu?
Wahai penguasa,
Kehadiranmu, menghancurkan hidupku
Engkau menipu daku dengan permen manis dengan kebijakan negara.
Hei; kapitalis, klonial aku bukan kanak-kanak yang engkau perdayakan ku dengan permen manismu itu, aku juga manusia puya akal sepertimu.
Daku tahu sifatmu?
Kehadiranmu membunuh,
Kehadiranmu memerkosa,
Kehadiranmu mencuri,
Kehadiranmu merampok dan menguasai tanahku papua,
Bahkan kehadiaranmu merampas sumber daya alam.
Wahai kapitalis, klonialis dan imprelias?
Degarkanlah' suarah anak cenderawaih ini
Papua bukan tanah kosong' yang kau harapkan, sampai kau menempatkan, perusahan, kodam, kodim bahkan pos-pos militer yang kau tempatkan tanpa persetujuan hak ulayat.
Papua tak butuh semua prodak kebijakan Jakarta.
Papua butuh perdamaian,
Papua butuh keadilan,
Papua butuh kebenaran,
Papua butuh kebebasan.
Aku Papua bukan melayu
Aku bangsa Papua bukan bangsa Indonesia
Aku berambut keriting kau berambut lurus
Kita tak dipersatukan bagai minyak dan air
Biarkan aku mengelolah alamnya sendiri.
Papua: 02 November 2021
Karya: Naftali Gobai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar